« Home | Pemerintah Targetkan 50% SMU/SMK Berinternet » | Kepsek Prihatin dengan Seleksi Kinerja » | Promosi Kasek Tak Lagi melalui Bupati » | Tes Kasek SD Kab. Boyolali Jadi Acuan Jateng » 

Thursday, January 19, 2006 

Rencana Kurikulum 2006

Rencana Kurikulum Baru Rancangan Badan Standar Nasional Pendidikan
Jam Belajar Siswa Dikurangi Departemen Pendidikan Nasional tengah menyiapkan kurikulum baru, sebagai penyempurnaan kurikulum 1994 dan kurikulum 2004. Salah satu poin pentingnya, jam belajar siswa akan dikurangi, terutama untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).SUDAH menjadi kodrat bagi dunia pendidikan kita. Mitos ganti menteri ganti kurikulum ternyata ada benarnya juga. Buktinya Mendiknas Bambang Sudibyo sebentar lagi juga akan meluncurkan kurikulum 2006. Rumusan kurikulum ini sedang dogodok oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), lembaga baru yang baru dibentuk April 2005. Ini merupakan pekerjaan kedua BSNP setelah mengeluarkan rekomendasi tentang penyelenggaraan Ujian Nasional (Unas) 2006. Penyusunan kurikulum 2006, merupakan tindak lanjut dari tugas BSNP menyusun standar isi pendidikan. Akhir tahun ini, rumusan rekomendasi kurikulum baru dan beban belajar siswa segera dikeluarkan untuk disahkan olen Mendiknas.Bambang Sudibyo menjanjikan standar isi ini tidak akan menghapus kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 2004. "Tidak akan ada perubahan kebijakan. Ini hanya standarisasi saja, agar sekolah-sekolah memiliki acuan yang lebih jelas," kata Bambang Sudibyo.Salah satu materi yang akan diusulkan oleh BSNP adalah pengurangan jam belajar siswa. Ini cukup unik. Selama berpuluh-puluh tahun, beban belajar siswa tidak mengalami perubahan. Biasanya yang berubah adalah metode pengajaran dan buku pelajaran. Ketua BSNP Bambang Suhendro mengakui salah satu rekomendasi yang agak berbeda dari biasanya adalah soal jam pelajaran ini. Selama ini, jam pelajaran siswa antara 1.100 jam setahun atau 1.200 jam setahun. "Tahun ini akan dikurangi menjadi 1.000 jam setahun," kata Bambang Suhendro. Kalau biasanya, satu jam pelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA adalah 45 menit, maka rekomendasi BSNP ini berbeda. Untuk siswa SD, diusulkan 35 menit setiap jam pelajaran. Untuk siswa SMP, satu jam pelajarannya adalah 40 menit. Dan siswa SMA tidak berubah, tetap 45 menit setiap jam pelajaran.Total 1.000 jam pelajaran setahun ini dengan asumsi dalam setahun terdapat 36-40 minggu efektif kegiatan belajar mengajar. Dalam seminggu tersebut, meliputi 36-38 jam pelajaran. Pengurangan jam pelajaran ini tentu saja cukup unik. Bahkan ada kesan cukup berlawanan dengan tren kegiatan belajar dan mengajar yang banyak dikembangkan saat ini. Sebut saja model full day shool yang mewajibkan siswa berada di arena sekolah dari pagi hingga sore hari. Meski siswa tak melulu berkutat pendidikan, toh jam pelajaran meraka dalam sehari bertambah banyak.Apa alasan BSNP mengeluarkan rekomendasi ini? Menurut Bambang, pakar-pakar pendidikan anak banyak mengkritik bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Apalagi kegiatan belajar mengajar masih banyak yang terpaku pada kegiatan tatap muka di kelas. Sehingga suasana yang tercipta pun menjadi terkesan sangat formal. Dampak yang mungkin tidak terlalu disadari adalah siswa terlalu terbebani dengan jam pelajaran tersebut. Akibat lebih jauh lagi adalah mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Persoalan ini lebih dirasakan untuk siswa SD dan SMP. Dalam usia yang masih anak-anak, mereka membutuhkan waktu bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya. Suasana formal yang diciptakan sekolah, ditambah lagi standar jam pelajaran yang relatif lama, tentu akan memberikan pengaruh tersendiri pada psikologis mereka. Banyak pakar yang menilai sekolah selama ini telah merampas hak anak untuk mengembangkan kepribadian secara alami. Inilah yang menjadi dasar pemikiran bahwa jam pelajaran untuk siswa perlu dikurangi. Meski demikian, perngurangan itu tidak dilakukan secara ekstrim dengan memangkas sekian jam frekwensi siswa berhubungan dengan mata pelajaran di kelas. Melainkan memotong sedikit, atau menghilangkan titik kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran dalam sehari akibat terlalu lama berkutat dengan pelajaran itu.(*)

About me

  • I'm Lembaga Penjaminan Mutu
  • From Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
  • Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
My profile
Powered by LPMP
and Abimanyu